Tujuanpendidikan Islam adalah menciptakan pemimpin-pemimpin yang selalu amar ma'ruf nahi munkar (Toha, 1996:102). Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah surat al- baqarah ayat 30 yaitu: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi" (QS. al- Baqarah: 30). a Melaksanakan pembelajaran yang efektif, sehingga mampu mengembangkan potensi, baik akademik maupun non-akademik sesuai dengan bakat dan minat siswa Mengembangkan "Roh" Pendidikan Islam. b. Mengembangkan model pendidikan dan pengajaran secara seimbang dan sinergis antara Iptek dan Imtaq menuju Islam Kaffah. Tujuanpembelajaran merupakan suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. 18 Dalam konteks ke-Islam tujuan pendidikan ialah mewujudkan manusia sebagai hamba Allah yang dimaksud dengan hamba yaitu beribadah kepada Allah. SatuanPendidikan : SMP Negeri Kudu Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas / Semester : VIII/Satu Materi Pokok : MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLOH DENGAN SHOLAT SUNNAH Alokasi Waktu : 2 Pertemuan (6 x 40 menit) A. Tujuan Pembelajaran 1. Tujuan 1 : a. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian salat sunnah b. A TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengukuti kegiatan pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik, Model Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang macam-macam salat sunah dkk. 2017. Buku Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP/MTs. Kelas VII Edisi Revisi 2017. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. t92At9. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Mengutip dari qoidah fiqhiyah yakni "segala perkara mengacu pada tujuannya" dan pendidikanpun pasti mempunyai tujuan. Tujuan adalah sasaran yang akan dicapai oleh suatu aktivitas manusia. Setiap aktivitas manusia tentu saja memiliki tujuan tertentu. Karena sebuah aktivitas yang tidak memiliki tujuan akan berakhir sia-sia. Menurut Triyo Supriyanto, "Pendidikan apabila dipandang sebagai proses, maka proses tersebut tentu akan berakhir pada tercapainya suatu tujuan yang telah direncanakan. Demikian pula dengan pendidikan, adapun tujuan yang akan dicapai oleh pendidikan hakikatnya adalah suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk dalam diri manusia yang telah diinginkan".Tujuan pendidikan mestinya harus dipahami terlebih dahulu untuk apa manusia hidup dan di ciptakan oleh Allah ke Bumi ini. Sebab tujuan pendidikan beriringan dengan tujuan hidup manusia di Bumi. Jadi manusia dididik untuk mencapai tujuan hidupnya. Karena itu tujuan pendidikan Islam tidak jauh dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yakni untuk menjadi seorang hamba Allah yang selalu bertaqwa kepada-Nya dan dapat mencapai kehidupan yang bahagia di dunia serta di akhirat. Dalam konteks sosial-masyarakat, bangsa serta Negara, maka nantinya pribadi yang bertaqwa ini menjadi rahmatan lil'alamin, baik dalam sekala kecil maupun sekala besar. Tujuan hidup manusia dalam Islam inilah yang kemudian dapat disebut dengan puncak tujuan pendidikan Islam. Beberapa hal yang merupakan tujuan pendidikan islam dalam beberapa sudut pandang yakni membentuk insan kamil yang muttaqin yang diimplementasikan dalam 3 hal yakni 1 Hubungan baik antara manusia dengan Sang penciptanya 2 Hubungan baik antara manusia dengan sesamanya dan yang ke 3 Hubungan baik antara mansia dengan lingkungannya. Dengan dmikian, melihat seperti apa tujuan yang sudah diuraikan diatas bahwa tujuan pendidikan Islam tiada lain adalah untuk melahirkan insan yang berakhlakul karimah serta senantiasa mengabdikan dirinya kepada Allah swt. Lihat Filsafat Selengkapnya Pertanyaan Tentang Tujuan Pendidikan Islam Admin mengumpulkan dari berbagi sumber terkait Pertanyaan Tentang Tujuan Pendidikan Islam. Tanya Jawab Ringkas Edisi 117 Majalah Islam Asy Syariah Sumber Gambar Http E Repository Perpus Iainsalatiga Ac Id 3860 1 Skripsi 20pdf Pdf Sumber Gambar Tujuan Pendidikan Islam Studi Sumber Gambar Vzvtxdl1izadim Sumber Gambar Pdf Perbandingan Profil Bertanya Siswa Dengan Menggunakan Model Sumber Gambar Tanya Jawab Tentang Filsafat Pendidikan Islam Dan Upaya Pembaruan Sumber Gambar Berikut informasi sepenuhnya tentang pertanyaan tentang tujuan pendidikan islam. Admin blog Dalam Tujuan 2019 juga mengumpulkan gambar-gambar lainnya terkait pertanyaan tentang tujuan pendidikan islam dibawah ini. Tanya Jawab Bersama Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Dimana Allah Sumber Gambar Untuk Apa Belajar Itu Tujuan Belajar Menurut Ulama Sumber Gambar Metode Pendidikan Islam Farhansyaddad Weblog Sumber Gambar Filsafat Pendidikan Hakikat Dan Tujuan Pendidikan Islam Pptx Sumber Gambar Hakikat Manusia Menurut Islam Sumber Gambar Ujian Akhir Semester Rekonstruksi Sistem Dan Pemikiran Pendidikan Sumber Gambar Pendidikan Agama Islam Dan Buku Pekerti Luhur Buku Guru Pages Sumber Gambar Doc Daftar Pertanyaan Pendidikan Pancasila Myranda Aprillia Sumber Gambar Https Pdfs Semanticscholar Org Dd0c 6b28c104babf255d82d12fff0073fcc4a670 Pdf Sumber Gambar Soal Dan Jawaban Evaluasi Pembelajaran Sumber Gambar Hakikat Pendidikan Pemikiran Ulang Landasan Filosofis Halaman 1 Sumber Gambar Hakikat Pendidikan Pemikiran Ulang Landasan Filosofis Halaman 1 Sumber Gambar Online Public Access Catalog Perpusnas Ri Sumber Gambar Demikianlah pembahasan yang dapat kami sampaikan mengenai pertanyaan tentang tujuan pendidikan islam. Terima kasih telah berkunjung ke blog Dalam Tujuan 2019. Postingan populer dari blog ini Berikut Yang Bukan Merupakan Tujuan Dari Promosi Adalah Koleksi admin mengenai Berikut Yang Bukan Merupakan Tujuan Dari Promosi Adalah. Terbaru 4 Strategi Pemasaran Produk 2020 Contohnya Sumber Gambar Heat Press Mart Fulry Home Facebook Sumber Gambar Https Www Studocu Com Id Document Universitas Bina Nusantara Entrepreneurship Lecture Notes Market Research Entrepreneur 1 3637541 View Sumber Gambar Ethiopianlovehi Com Sumber Gambar Marketing Mix Adalah Pengertian Tujuan Konsep Bauran Pemasaran Sumber Gambar Https Www Cybersecurity My Data Content Files 12 1632 Pdf Sumber Gambar Inilah pembahasan lengkap terkait berikut yang bukan merupakan tujuan dari promosi adalah. Admin blog Tujuan Atau Hasil Yang Ingin Dicapai Oleh Wirausaha Sosial Yaitu Jika ada sedang mencari Tujuan Atau Hasil Yang Ingin Dicapai Oleh Wirausaha Sosial Yaitu. Apa Hak Asasi Manusia Untuk Kesehatan Sumber Gambar 8 Wirausaha Sosial Indonesia Masuk 100 Social Venture Challenge Sumber Gambar Aspek Aspek Dalam Berwirausaha Binus University Bandung Sumber Gambar 8 Wirausaha Sosial Ri Masuk 100 Social Venture Challenge Asia Sumber Gambar Https Www Upj Ac Id Userfiles Files 1 20konstruksi 20model Pdf Sumber Gambar Wirausaha Pengertian Ciri Dan Tujuan Jojoblog Sumber Gambar Inilah pembahasan lengkap terkait tujuan atau hasil yang ingin dicapai oleh wirausaha sosial yaitu. Admin blog Dalam Tujuan 2020 juga men Jelaskan Apa Tujuan Dari Pementasan Seni Teater Berikut data lengkap tentang Jelaskan Apa Tujuan Dari Pementasan Seni Teater. Penonton adalah unsur penting dalam pementasan drama. Unsur unsur dalam pemeranan dapat kalian ketahui melalui pembelajaran teori dan praktik dengan materi berupa teknik pemeranan. Perancangan Pementasan Sumber Gambar Spotlight Sebuah Pertunjukan Teater Sambodo Sondang Medium Sumber Gambar Pengertian Seni Teater Sejarah Ciri Fungsi Jenis Contoh Sumber Gambar Seni Teater Pengertian Sejarah Contoh Gambar Ciri Jenis Sumber Gambar Tujuan Pertunjukan Musik Bagi Siswa Di Sekolah Sumber Gambar Drama Pengertian Jenis Unsur Struktur Tujuan Dan Manfaatnya Sumber Gambar Sebutkan Tujuan Perancang Panggung Yang Membuat Setting Karya Seni Teater Apakah anda sedang mencari informasi Sebutkan Tujuan Perancang Panggung Yang Membuat Setting Karya Seni Teater. Jenis jenis seni teater berdasarkan penyampaiannya jenis jenis teater menurut penyampaiannya dibagi menjadi lima jenis yaitu teater boneka drama musikal teater gerakpantomim teater dramatik dan teaterikalisasi puisi. Perbedaan jenis panggung ini dipengaruhi oleh tempat dan zaman dimana teater itu berada serta gaya pementasan yang dilakukan. Seni Teater Untuk Smp Mts Kelas Vii Viii Dan Ix Seni Teater Sumber Gambar Untitled Sumber Gambar Seni Teater Untuk Smp Mts Kelas Vii Viii Dan Ix Seni Teater Sumber Gambar Smp 7 Seni Teater Sumber Gambar Identifikasi Kiprah Dan Jaringan Teater Di Kalimantan Timur Apa Tujuan Pemain Musik Melakukan Eksplorasi Bunyi Berikut detail informasi tentang Apa Tujuan Pemain Musik Melakukan Eksplorasi Bunyi. Buku Siswa Kelas 10 Seni Budaya Semester 1 Pages 101 150 Text Sumber Gambar Freediving And Snorkeling With Kids In Menjangan Island Bali Sumber Gambar Notula Lintas Media Ruang Suara Objek Bunyi Dewan Sumber Gambar Bab 4 Kelas X Seni Budaya Sumber Gambar Http Digilib Isi Ac Id 1057 21 Jurnal 20 20lageb 20mubatin Pdf Sumber Gambar Iwansuwandy Page 13 Iwansuwandy S Blog Sumber Gambar Itulah yang dapat kami bagikan terkait apa tujuan pemain musik melakukan eksplorasi bunyi. Admin blog Dalam Tujuan 2020 juga mengumpulkan gambar-gambar l Beberapa hari yang lalu, saya dikejutkan oleh pertanyaan dari seseorang yang rupanya rajin membaca tulisan pendek dan sederhana yang sehari-hari saya tulis dan kemudian saya posting melalui website atau facebook. Pertanyaan itu sebenarnya sederhana saja, ialah apakah di madrasah, pondok pesantren, dan perguruan tinggi Islam tidak diajari tentang Islam. Pertanyaan tersebut memang bisa dimaknai dari berbagai sudut atau juga kepentingan. Misalnya,pertanyaan itu merupakan kritik tajam terhadap pelaksanaan pendidikan Islam selama ini, atau juga sebaliknya, memang yang bersangkutan benar-benar belum mengerti tentang pendidikan Islam itu sendiri. Selain itu masih ada makna lainnya, misalnya, penanya kecewa terhadap hasil pendidikan islam selama ini, belum sesuai dengan apa yang diinginkan. Dan tentu, masih banyak lagi interpretasi lainnya. Penanya mengaku bahwa dirinya bukan seorang muslim, tetapi rajin membaca tulisan saya melalui facebook pada setiap ada kesempatan. Melalui bacaan itu, ia mengaku bahwa prinsip-prinsip hidup yang dijalani sehari-hari terasa sama dengan nilai-nilai Islam yang saya jelaskan lewat tulisan-tulisan itu. Seharusnya dengan prinsip-prinsip hidup sebagaimana yang ditangkap dari ajaran Islam, orang akan mengalami kemajuan. Akan tetapi, ia merasa aneh tatkala melihat umat Islam tidak tampak maju, baik dari aspek pendidikannya, ekonominya, pengembangan ilmu pengetahuan, politik, dan apalagi teknologinya. Umat Islam menurut hasil pengamatannya di mana-mana, selalu tertinggal. Menurut penglihatannya belum ada karya umat Islam yang bisa dibanggakan, kecuali jumlah orang yang sudah menunaikan ibadah haji. Keadaan dinilai menjadi lebih parah lagi, tatkala ia melihat masyarakat arab pada umumnya. Sekalipun bangsa itu kaya minyak, tetapi tidak ada kemajuan yang bisa dibanggakan. Padahal, dengan ajaran Islam sebagaimana yang ia baca melalui tulisan-tulisan tersebut, seharusnya umat Islam sangat maju. Islam mengajarkan agar umatnya mencintai ilmu pengetahuan, selalu meningkatkan kualitas hidup, memegang prinsip kejujuran, keadilan, kebersamaan, tolong menolong, menjalankan kegiatan ritual, dan juga keharusan bekerja secara profesional atau dalam bahasa Islam disebut beramal saleh. Dengan ajaran seperti itu maka seharusnya umat Islam, tidak terkecuali bangsa-bangsa Arab menjadi pelopor kemajuan peradaban umat manusia. Di tengah suasana bingung tidak mendapatkan sendiri jawaban yang jelas itu, ia bertanya, lewat facebook, apakah di madrasah, pesantren, dan perguruan tinggi agama tidak diajarkan tentang Islam, yaitu sebagai ajaran yang seharusnya membawa kemajuan itu. Sudah barang tentu, saya menjawab secukupnya. Tetapi pertanyaan itu seolah-olah menghentak alam kesadaran saya, sehingga saya juga bertanya di dalam hati, jangan-jangan pendidikan Islam yang selama ini diberikan dari generasi ke generasi, sebenarnya memang belum mengenai sasaran yang sebenarnya, yaitu membentuk karakter, watak atau pribadi unggul sebagaimana yang diajarkan oleh Islam itu sendiri. Membaca pertanyaan lewat facebook tersebut, saya justru teringat pesan singkat saya, kepada semua warga kampus UIN Malang yang saya abadikan pada prasasti yang ada di depan samping kantor pusat. Tulisan itu, saya ambil dari al Qur'an yang berbunyi kunuu ulinnuha, kunnu ulil abshar, kunuu ulil albaab, wa jaahiduu fillah haqqa jihadihi. Umpama pendidikan Islam benar-benar mampu menjadikan generasi memiliki otak yang cerdas, pandangan mata dan telinga yang tajam, menjadikan hati lembut dan mau berjuang di jalan Allah dengan sebenar-benarnya perjuangan, maka umat Islam akan maju, mengungguli umat lainnya. Atas pertanyaan tersebut, sekalipun disampaikan oleh orang yang mengaku bukan sebagai penganut Islam, saya merenung dan berpikir, bahwa jangan-jangan pendidikan Islam yang dijalankan selama ini memang masih harus diformulasi kembali. Seharusnya, dengan al Qur'an dan hadits nabi, umat Islam menjadi cerdas, tajam penglihatan dan pendengarannya, halus budinya, dan selalu berbuat untuk kemaslahatan diri dan umatnya. Dan bukan seperti yang terjadi sekarang ini, yaitu masih tertinggal jauh di belakang komunitas lainnya. Wallahu a'lam ๏ปฟMemahami Konsep Dasar dan Lingkup KajianOleh; Wahdi SayutiA. Pengertian Pendidikan IslamMemahami pendidikan Islam dapat ditelusuri melalui keseluruhan sejarah kemunculan Islam itu sendiri. Tentu saja untuk memahaminya, tidaklah dipahami sebagai sebuah sistem pendidikan yang sudah mapan dan sistematis, melainkan proses pendidikan lebih banyak terjadi secara insidental bahkan mungkin lebih banyak yang bersifat jawaban dari berbagai problematika yang berkembang pada masa dalam Islam, secara bahasa memiliki terma yang sangat varian. Perbedaan ini tidak terlepas dari banyaknya istilah yang muncul dalam Al-Qurโ€™an dan Al-Haditsโ€”sebagai sumber rujukan utama pendidikan Islamโ€”yang menyebutkan kata kalimah yang memiliki konotasi pendidikan atau pengajaran. Setidaknya, ada empat 4 istilah yang digunakan untuk menyebutkan makna pendidikan, misalnya tarbiyah, taโ€™dib, taโ€™lim dan riyadhah. Tiga 3 dari empat 4 istilah tersebut pernah direkomendasikan oleh Konfrensi Internasional I tentang Pendidikan Islam di Mekkah pada tahun 1977.[1] Masing-masing terma tersebut, jelas memiliki aksentuasi dan implikasi yang berbeda. Berikut akan dijelaskan masing-masing istilah tersebut. 1. Al-TarbiyahMenurut Abdurrahman Al-Nahlawi, kata tarbiyah secara bahasa merupakan kata yang berasal tiga 3 akar kata, yakni, pertama raba โ€“ yarbu, yang berarti bertambah atau bertumbuh. Pengertian ini dapat dilihat dalam Al-Qurโ€™an, surat Al-Rum, ayat 39.[2] Kedua, berasal dari rabiya-yarba, yang berarti menjadi dasar, dan yang ketiga, rabba-yarubbu, yang berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntut, menjaga dan memelihara. Pengertian ini dapat dilihat pada Al-Qurโ€™an, surat Al-Isra, ayat 24.[3] Sementara, menurut Naquib Al-Attas, kata tarbiyah mengandung konotasi mengasuh, menanggung, memberi makan, mengembangkan, memelihara, menumbuhkan membentuk dan juga menjadikannya lebih matang. Dengan demikian, maka yang dimaksud dengan Al-Tarbiyah adalah proses mengasuh, membina, mengembangkan, memelihara serta menjadi kematangan bagi suatu objek. Bahkan dalam hal ini, Imam Baidawi memperjelas makna Tarbiyah dengan โ€œAl Rabbu fi al Ashli bimaโ€™na al-Tarbiyah, wahiya al-Tabligh al-Syaiโ€™u ila kamalihi syaiโ€™an fa syayโ€™an Al-Rabb asal katanya bermakna Tarbiyah, yakni menyampaikan atau mengantarkan sesuatu menuju ke arah kesempurnaan sedikti demi sedikit.2. Al-Taโ€™dibKata Taโ€™dib merupakan bentuk masdar dari kata addaba, yang berarti pengenalan dan pengakuan yang secara bertahap ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan Kekuasaan dan Keagungan Tuhan di dalam tatanan wujud dan keberadaannya.[4] Pengertian ini didasarkan pada Hadits Rasulullah saw. yang mengatakan โ€œaddabani rabbi fa ahsana taโ€™dibiโ€ Tuhanku telah mendidikku, sehingga menjadikan baik pendidikanku. Kata Taโ€™dib ini menurut Naquib Al-Attas merupakan istilah yang lebih mendekati pemahaman ilm. Atau dengan kata lain Taโ€™dib dipahami sebagai istilah pendidikan yang lebih mengarah pada proses pembelajaran, pengetahuan dan pengasuhan. Oleh karenanya, Naquib beranggapan bahwa penggunaan istilah Taโ€™dib lebih proporsional ketimbang istilah Tarbiyah untuk menyebut istilah Pendidikan Al-Taโ€™lim Menurut Abdul Fattah Jalal dalam buku Minal Ushul al-Tarbawiyah fi al-Islam, istilah Taโ€™lim diartikan dengan proses yang terus menerus diusahakan manusia sejak lahir untuk melakukan pembinaan pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan penanaman amanah.[5] Batasan pengertian ini dipahami lebih luas cakupannya dibandingkan dengan istilah Al-Tarbiyah, terutama dalam konteks sequency cakupan dan wilayah subjek atau objek didiknya. Sementara menurut Athiyah Al-Abrasy, taโ€™lim diartikan dengan upaya menyiapkan individu dengan mengacu pada aspek-aspek tertentu saja. Al-Taโ€™lim merupakan bagian kecil dari al-tarbiyah alaqliyah, yang hanya mencakup domaik kognitif saja dan tidak menyentuh aspek domain afektif dan Riyadhah Istilah riyadhah merupakan istilah pendidikan yang digunakan dan dikembangkan oleh Imam Al-Ghazali untuk menyebutkan istilah pelatihan terhadap pribadi individu pada fase anak-anak, atau yang dikenal dengan riyadhatusshibyan.[6] Imam Al-Ghazali dalam mendidik anak, lebih menekankan pada domain afektif dan psikomotor dibandingkan penguasan dan pengisian domain kognitif intelektual. Dalam praksisnya, para pakar berbeda pendapat mengenai definisi pendidikan Islam itu sendiri. Berikut beberapa pendapat para ahli pendidikan Islam dalam mendefinisikan istilah Pendidikan Islam;a. Muhammad Athiyah Al Abrasyi; โ€œPendidikan Islam Al Tarbiyah Al Islamiyah adalah usaha untuk menyiapkan manusia agar hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, sempurna budi pekertinya, teratur pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam pekerjaan, manis tutur katanya baik lisan maupun D. Marimba; Pendidikan Islam merupakan bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran M. Yusuf Al Qardawi; pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan ketrampilannya. Karenanya pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai maupun perang dan menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya serta manis dan pahitnya.[7]d. Hasan Langgulung; Pendidikan Islam merupakan suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.[8]e. Azyumardi Azra; Pendidikan Islam merupakan salah satu aspek saja dari ajaran Islam secara keseluruhan. Karenanya, tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertaqwa kepada-Nya dan dapat mencapai kehidupan berbahagia di dunia dan akhirat.[9]f. Zakiyah Daradjat; Pendidikan Islam merupakan proses pembentukan kepribadian manusia sebagai muslim.[10]Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan pendidikan Islam adalah proses bimbingan kepada manusia yang mencakup jasmani dan rohani yang berdasarkan pada ajaran dan dogma agama Islam agar terbentuk kepribadian yang utama menurut aturan Islam dalam kehidupannya sehingga kelak memperoleh kebahagiaan di akhirat yang muncul dan dapat didiskusikan adalah dari beberapa istilah tersebut tarbiyah, taโ€™dib, taโ€™lim dan riyadhah manakah yang relevan untuk menyebutkan dan mewakili istilah pendidikan Islam?, Pertanyaan lain yang dapat dimunculkan adalah โ€œapakah pendidikan Islam itu sama atau berbeda dengan pendidikan pada umumnya berkaitan dengan dasar sumber, orientasi serta nilai yang ditransferโ€.B. Pengertian Ilmu Pendidikan Islam Secara sederhana yang dimaksud dengan Ilmu Pendidikan Islam adalah ilmu yang membahas dan memuat teori tentang pendidikan Islam. Akan tetapi, yang menjadi pertanyaan apakah dalam Ilmu Pendidikan Islam, terdapat teori yang tidak berdasarkan Islam?. Untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang Ilmu Pendidikan Islam ini, maka akan diulas terlebih dulu mengenai pengertian ilmu itu sendiri. Menurut Ahmad Tafsir, Ilmu merupakan pengetahuan yang logis dan mempunyai bukti empirik dan dilakukan dengan cara riset penelitian.[11] Singkatnyaโ€”menurut Tafsirโ€”yang dimaksud dengan ilmu haruslah memuat objek yang empiris serta dapat diterima dengan logis. Lebih lanjut, Tafsir membuat matriks pengetahuan manusia sebagai berikutTabel 1. Matriks Pengetahuan ManusiaDiadaptasi dari Ahmad TafsirBerdasarkan pengertian dan matriks di atas, maka yang dimaksud dengan ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh manusia atas dasar riset, bersifat empiris dan dapat dilakukan dengan menggunakan indera dan akal. Pertanyaannya kemudian, apakah Pendidikan Islam sudah memenuhi aspek-aspek tentang Ilmu tersebut atau belum?. Jika sudah maka Pendidikan Islam dapat dikategorikan sebagai ilmu science, akan tetapi jika salah satu syaratnya hilang, maka Pendidikan Islam belum โ€œlayakโ€ dikategorikan sebagai suatu ilmu science. Seperti disinggung dimuka, bahwa Ilmu Pendidikan Islam secara teoritikal merupakan pengetahuan yang membahas tentang teori-toeri pendidikan yang berdasarkan atas Islam, yang oleh karenanya pembahasan yang dimuat dalam Ilmu Pendidikan Islam adalah teori-teori yang terkait dengan pendidikan dalam perspektif Al-Qurโ€™an dan Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam Sebagaimana pengertiannya, maka lingkup bahasan yang menjadi kajian Ilmu Pendidikan Islam ini adalah masalah-masalah pendidikan atas dasar ajaran Islam yang mencakup aspek tujuan, pendidik, anak didik, bahan, metode, kurikulum, alat, evaluasi dan lembaga-lembaga yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan Fungsi Pendidikan Islam Secara sederhana, fungsi Pendidikan Islam adalah sarana untuk menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan Islam dapat tercapai dan berjalan dengan lancar. Menurut Kurshid Ahmad, fungsi pendidikan Islam adalahAlat untuk memelihara, memperluas dan menghubungkan tingkat-tingkat kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan sosial serta ide-ide masyarakat dan nasionalAlat untuk mengadakan perubahan, inovasi dan perkembangan yang secara garis besarnya melalui pengetahuan dan skill yang baru ditemukan dan melatih tenaga-tenaga manusia yang produktif untuk menemukan perimbangan perubahan sosial dan Sumber RujukanArifin, HM., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta Bumi Aksara, 2000, Azyumardi, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta PT. Logos Wacana Ilmu, 2000, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta Bumi Aksara, 2000, cet. ke-4Muhamin, Pemikiran Pendidikan Islam; Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, Bandung PT. Trigenda Karya, 1993, cet. ke-1Mulkhan, Abdul Munir, Nalar Spiritual Pendidikan; Solusi Problem Filosofis Pendidikan Islam, Yogyakarta PT. Tiara Wacana, 2002, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta Kalam Mulia, 1994, cet. ke-1Soebahar, H. Abd. Halim, Wawasan Baru Pendidikan Islam, Jakarta Kalam Mulia, 2002, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 2001, pada perkuliahan Kedua Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam di Program Studi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu, 09 Maret 2011[1]Lihat, Abdul Halim Soebahar, Wawasan Baru Pendidikan Islam, Jakarta Kalam Mulia, 2002, h. 2. Konfrensi tersebut merekomenadikan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan Islam adalah โ€œtotality in context of Islam inherent in the conotation of three each these term conveys concerning man in his society and environment in relation to God Islam related to ten other and together they represent the scope of education in Islam both โ€œFormalโ€ and โ€œnon Formalโ€ Conference Book, 1997 1.[2]Wa mรฃ รฃtaitum min ribban liyarbลฉ fi amwรฃli al-nas falรฃ yarbลฉ inda Allah Dan suatu riba tambahan yang kalian berikan agar dia menambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah.[3]โ€ฆ rabbi irhamhumรข kamรข rabbayรขni shaghirรข ya Tuhan, sayangilah keduanya ibu-bapak sebagaimana mereka telah memelihara mengasuhku sejak kecil.[4]Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam; Kajian Filosofisdan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, Bandung PT. Trigenda Karya, 1993, h. 133-134[5]Lihat, Abd. Halim Soebahar, Op. Cit., h. 4-5, dan Muhamin, Ibid., h. 132[6]Muhaimin, h. 134[7]Yusuf Al Qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna, terj. Prof. H. Bustami A. Ghani dan Drs. Zainal Arifin Ahmad, Jakarta Bulan Bintang, 1980, h. 157[8]Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam Bandung Al Maโ€™arif, 1980, h. 94[9]Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta PT. Logos Wacana Ilmu, 2000, h. 8[10]Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta Bumi Aksara, 2000, cet. ke-4, h. 27-28[11]Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 2001, h. 15 A. Perspektif Alquran dan Hadist tentang Tujuan Pendidikan Konsep tujuan pendidikan menurut Umar Muhammad At-Taumi Ash-Shaibani adalah perubahan yang diinginkan melelui proses pendidikan, baik dalam tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, kehidupan masyarakat, dan alam sekitar maupun pada proses pendidikan serta pengajaran itu sendiri. Berdasarkan konsep ini, pendidikan dipandang tidak berhasil atau tidak mencapai tujuan apabilatidak ada perubahan pada diri peserta didik setelah menyelesaikan suatu progam pendidikan. Agar dapat terukur, sebelum melakukan proses pendidikan perlu dibuat rumusan-rumusan tujuan yang jelas. Rumusan tersebut dapat digali dari sumber pendidikan Islam yaitu Alquran dan hadist. Berikut ini akan dikemukakan ayat-ayat Alquran dan hadist yang berkenaan dengan tujuan pendidikan. Diantanya bertakwa kepada Allah, beriman, dan berakhlak Bertakwa kepada Allah Berdasarkan rumusan para ahli tujuan pendidikan salah satunya yaitu membentuk peserta didik menjadi insane yang saleh dan bertakwa kepada Allah. Allah berfirman dalam Surat Al-Hujurat 13 ูŠูŽุงูŽูŠู‘ูู‡ูŽุงุงุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุงูู†ู‘ูŽุง ุฎูŽุงูŽู‚ู’ู†ูŽูƒูู…ู’ ู…ูู†ู’ ุฐูŽูƒูŽุฑู ูˆู‘ูŽุงูู†ู’ุซูŽู‰ ูˆูŽุฌูŽุนูŽู„ู’ู†ูŽูƒูู…ู’ ุดูุนููˆู’ุจู‹ุง ูˆู‘ูŽู‚ูŽุจูŽุง ุฆูู„ูŽ ู„ูุชูŽุนูŽุง ุฑูŽูููˆู’ุง ุงูู†ู‘ูŽ ุงูŽูƒู’ุฑูŽู…ูŽูƒูู…ู’ ุนูู†ู’ุฏูŽุงู„ู„ู‡ู ุงูŽุชู’ู‚ูŽูƒูู…ู’ ุงูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ุนูŽู„ููŠู’ู…ู‹ ุฎูŽุจููŠู’ุฑูŽ Artinya Wahai manusia sungguh kami telah menciptakan kau dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia diantara kau di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah maha mengetahui, maha teliti. Ketakwaan dasalehan itu ditandai dengan kemapanan akidah dan keadilan yang mewarnai segala aspek kehidupan seseorang yang meliputi pikiran, perkataan, perbuatan, pergaulan dan lain sebagainya. Untuk mencapai tujuan pendidikan terdapat empat hal yang mesti di perkenalkan kepada peserta didik melalui materi yang di ajarkan yaitu Memperkenalkan kepada mereka, bahwa manusia secara individu. Memperkenalkan kepada mereka, bahwa manusia sebagai makhluk sosial. Memperkenalkan kepada mereka bahwa alam ini ciptaan Tuhan dan mengajak peserta didik memahami hikmah Tuhan menciptakannya. Memperkenalkan kepada mereka pencipta alam dan mendorong mereka beribadah. Keempat hal di atas di sebut oleh al- jamali sebagai inti dari tujuan pendidikan islam yaitu mengenal Allah dan bertakwa kepada-Nya. Sehubunagn dengan takwa sebagai tujuan pendidikan, berikut ini hadist yang sesuai ุนู† ุฃุจูŠ ู‡ุฑูŠุฑุฉ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ุณุกู„ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู…ูŽู†ู’ ุงู‹ูƒู’ุฑูŽู…ูŽ ุงู„ู†ุงุณู ู‚ุงู„ ุฃู‘ูŽุชู‚ุงู‡ู… ู„ู„ู‡ Artinya Abu hurairah meriwayatkan bahwa rasulullah ditanya, โ€œYa, Rasulullah, siapa manusia yang paling mulia?โ€ Beliau menjawab, โ€œOrang yang paling bertakwa.โ€ HR. Muslim Hadist ini menunjukkan bahwa manusia yang paling mulia adalah yang paling tinggi tingkat ketakwaannya. Sikap takwa mengalahkan semua indikasi kemulian martabat yang lain. Simbol-simbol kemodernan dan kesejahteraan yang dimiliki oleh seseorang tidak dapat mengalahkan sikap takwa. Hal itu berarti bahwa kendatipun sesesorang memiliki keterampilan menggunakan teknologi mutakhir dan memiliki kekayaan yang melimpa, tetapi ia tidak bertakwa kepada Allah, maka sesungguhnya ia belum dapat dimasukkan kedalam kategori orang yang paling mulia. 2. Beriman dan berilmu Ilmu pengetahuan dalam perspektif Islam sangat erat kaitannya dengan iman, iman dibangun atas dasar ilmu pengetahuan maka bertambahnya ilmu identik dengan bertambahnya iman. Dalam Surat Ali- Imran Ayat 190-191 ditegaskan ุงูู†ู‘ูŽ ูููŠู’ ุฎูŽู„ู’ู‚ู ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽูˆูŽุชู ูˆูŽุงู’ู„ูŽุงุฑู’ุถู ูˆูŽุงุฎู’ุชูู„ูŽุงูู ุงู’ู„ูŽูŠู’ู„ู ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูŽู‡ูŽุงุฑู ู„ูŽุงูŽูŠูŽุชู ู„ูุงููˆู’ู„ูู‰ ุงู’ู„ู’ุงูŽู„ู’ุจูŽุงุจู ุงูŽู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ูŠูŽุฐู’ ูƒูุฑููˆู’ู†ูŽ ุงู„ูŽู„ูŽู‡ ู‚ููŠูŽุงู…ู‹ุง ูˆู‘ูŽู‚ูุนููˆู’ุฏู‹ุง ูˆูŽุนูŽู„ูŽ ุฎูู†ููˆู’ ุจูู‡ูู…ู’ ูˆูŽูŠูŽุชูŽููŽูƒู‘ูŽุฑููˆู’ู†ูŽ ูููŠู’ ุฎูŽู„ู’ู‚ู ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽูˆูŽุชู ูˆูŽุงู„ู’ุงูŽุฑู’ุถู ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ู…ูŽุงุฎูŽู„ูŽู‚ู’ุชูŽ ู‡ูŽุฐุงุจูŽุงุทูู„ูŽุง ุณูุจู’ุญูŽู†ูŽูƒูŽ ููŽู‚ูู†ูŽุง ุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู Artinya Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata โ€œYa Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. Dalam ayat diatas memperbincangkan tentang orang berakal ulul Albab orang yang dapat mengombinasikan antara dzikir dengan piker atau sebaliknya. Ketika dia berfikir, meneliti atau mengkaji alm sekitar munculah dzikirnya dan ketika dia berdzikir munculah pikirnya. Sehingga setiap kali dia sampai kepada suatu kesimpulan maka kajiannya, jiwanya yang paling dalam berucap โ€œ Hal ini Allah ciptakan dengan tidak sia-sia, semuanya berguna dan bermanfaat bagi manusiaโ€. Menyimak hal tersebut maka dalam tujuan pendidikan salah satunya harus mewujudkan peserta didik yang beriman kepada Allah, karena dengan takwa dan beriman kepada Allah maka akan mewujudkan peserta didik yang berakhlak muliadan berprilaku terpuji. Berkaitan dengan iman, terdapat hadist berikut ุนู† ุณููŠุงู† ุจู† ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุซู‚ููŠ ู‚ุงู„ ู‚ู„ุชู ูŠุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ู‚ู„ ู„ูŠ ููŠ ุงู„ุฅุณู„ุงู… ู‚ูˆู„ุง ู„ุง ุงุณุฃู„ู ุนู†ู‡ ุงุญุฏุง ุจุนุฏูƒ ู‚ุงู„ ู‚ู„ ุงู…ู†ุชู ุจุงู„ู„ู‡ ูุณุชู‚ู…ู’ Artinya Sufyan bin Abdullah Ats- Tsaqafi meriwayatkan bahwa ia berkata kepada rasulullah, โ€œYa, Rasulullah, katakanlah kepada saya sesuatu tentang Islam yang tidak akan saya tanyakan lagi sesudah engkau.โ€ Nabi berkata,โ€ Katakanlah, โ€œSaya beriman kepada Allah.โ€ Lalu tetaplah pendirianmu. HR. Muslim dan Ahmad. Hadist diatas menjelaskan bahwa iman kepada Allah dan Istiqomah dengan pengakuan keimanan itu merupakan suatu hal yang sudah cukup dan memadai bagi seorang Muslim. Oleh karena itu, para pendidik harus berusaha agar peserta didik memiliki iman yang kuat dan teguh pendirian dalam melaksanakan runtutan iman tersebut. Jika seorang yang beriman diyakini sebagai orang yangdimuliakan dan diistimewakan oleh Allah didunia dan akhirat, maka seyogianya segala proses pendidikan Islam diarahkan untuk mencapai derajat itu. 3. Berakhlak Karimah Misi utama Rasulullah SAW adalah menyempurnakan kemuliaan Akhlak, maka proses pendidikan diarahkan menuju terbentuknya pribadi dan umat yang berakhlak mulia. Hal ini sesuai dengan penegasan Allah dalam firmannya Surat Al- Ahzab 21 ู„ูŽู‚ูŽุฏู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ู„ูŽูƒูู…ู’ ูููŠู’ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุงูุณู’ูˆูŽุฉูŒ ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู’ ู„ูู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽุฑู’ุฌููˆู’ุงุงู„ู„ูŽู‡ ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู’ู„ูŽุงุฎูุฑูŽูˆูŽุฐูŽ ูƒูŽุฑูŽุงู„ู„ู‡ูŽ ูƒูŽุซููŠู’ุฑูŽุง Sungguh, telah adad pada diri rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu orang yang mengharap rahmat Allah dan Kedatangan Hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. Dalam hal ini dapat dilihat dari sebuah hadist berikut ุนู† ุฃุจูŠ ู‡ุฑูŠุฑุฉ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ู‚ุงู„ ู‚ุงู„ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุฅู†ู…ุง ุจุนุซุชู ู„ู„ุฃุชู…ู‘ู… ู…ูƒุงุฑู… ุงู„ุฃุฎู„ุงู‚ Artinya Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasullah SAW bersabda โ€œSesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.โ€ HR. Al-Baihaqi. ุนู† ุฌุงุจุฑ ุจู† ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ู‚ุงู„ ู‚ุงู„ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู‘ู… ุฅู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ ุจุนุซู†ูŠ ุจุชู…ุงู… ู…ูƒุงุฑู… ุงู„ุฃุฎู„ุงู‚ ูˆูƒู…ุงู„ ู…ุญุงุณู† ุงู„ุฃูุนุงู„ Jabir bin Abdullah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, โ€œSesungguhnya Allah mengutusku dengan tugas membina kesempurnaan akhlak dan kebaikan pekerjaan. HR. Ath-Thabrani Kedua hadist diatas menujukkan dengan tegas bahwa misi utama Rasulullah adalah memperbaiki akhlak manusia. Beliau melaksanakan misi tersebut dengan menghiasi dirinya dengan berbagai akhlak yang mulia dan menganjurkan agar umatnya senantiaa menerapkan akhlak tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan secara tegas, beliau mengatakan bahwa kualitas iman seorang dapat diukur dengan akhlak yang ditampilkannya. Itu berarti bahwa semakin bagus kualitas iman seseorang Akan semakin baik pula akhlaknya. Dengan kata lain, akhlak seseorang yang buruk merupakan pertanda bahwa imannya juga buruk. Para ahli pendidikan Islam telah merumuskan tujuan pendidikan yang merangkum maksud-maksud hadist diatas. Rumusan tersebut yaitu sebagai berikut Tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya insan kamil yang didalamnya memiliki wawasan kaffah agar mampu menjalankan tugas-tugas kehambaan, kekhalifaan, dan pewaris nabi. Rumusan tujuan hasil keputusan seminar pendidikan Islam se-Indonesia tanggal 11 Mei 1960 di Cipayung, Bogor; tujuan pendidikan Islam adalah menanamkan takwa, akhlak, serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran Islam. Sehubungan dengan pernyataan tentang tujuan pendidikan yang mencangkup tiga hal diatas yakni bertakwa kepada Allah, beriman dan berilmu, dan juga berakhlak yang mulia terdapat sebuah firman Allah SWT yang mencangkup tiga hal tersebut yakni sebagai berikut Artinya Apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada azab akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah โ€œAdakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?โ€ Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. Ayat ini menafikan kesamaan orang musyrik dengan orang-orang yang taat kepada allah; orang yang taat beribadah kepada Allah lebih beruntung dari pada orang-orang yang musyrik. Selain menafikan kesamaan orang musyrik dengan orang yang taat beribadah kepada-Nya, ayat ini juga menafikan kesamaan orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu; ilmu semestinya dapat membangun pribadi yang menyadari akan kekuasaan dan kemahabesaran Allah sehingga dia menjadi ulul al-bab. Keadaan ilmu mestilah berpengaruh terhadap pikiran, perasaan, dan perilaku orang yang berilmu tersebut. Pengaruh inilah yang membuat diri yang berpredikat saleh, takwa, atau ulul al-bab. Ada tiga indikator yang menunjukan terbentuknya predikat tersebut. Atau dengan kata lain ada tiga indikator yang menunjukan bahwa telah terciptanya tujuan pendidikan pada peserta didik. Pertama qanitun ana al-layl sajidan wa qoโ€™iman. Dia menjadi orang yang sangat taat dalam menjalankan ibadah walaupun dalam keadaan apapun tetap taat melaksanakan ibadah apa saja yang si perintahkan Allah dan Rasul-Nya. Kedua yahdar al-akhirah takut kepada azhab akhirat. Dia sangat berhati-hati dalam menjalankan kehidupannya jika suatu kegiatan yang sedang di hadapinya itu dapat merugikan dan mengorbankan kebahagiaannya di akhirat maka kegiatan itu langsung di tinggalkan. Ketiga yarju rahmata robbik mengharap rahmat Tuhannya. Orang yang saleh selalu mengharapkan rahmat-Nya jika kegiatan yang tidak ada manfaatnya atau tidak berorientasi kepada rahmat Allah tidak menjadi perhatiaannya bahkan dia menjauh dari kegiatan tersebut. Ketiga karakter diatas ini dapat pula membentuk pribadi yang sabar menerima cobaan dari Allah, baik cobaan dalam menghadapi musibah, dalam menghadapi maksiat, ataupun dalam ketaatan kepadanya, dimana kesabaran itu perpanjangan dari kesholehan dan ketakwaannya. Ayat diatas menggambarkan pula efek atau dapat dari kesalehan dan ketakwaan terhadap pribadi yang saleh, takwa, dan ulul albab tersebut, yaitu kebahagian didunia dan balasan diakhirat yang tiada terkira.

pertanyaan tentang tujuan pendidikan islam